TNews, GORONTALO – Aksi demonstrasi damai yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gorontalo di depan Mapolda Gorontalo berakhir dengan catatan kelam. Aksi yang merupakan bentuk solidaritas terhadap HMI Cabang Pohuwato atas tindakan represif aparat saat demonstrasi sebelumnya, justru turut menjadi sasaran kekerasan oleh aparat kepolisian Polda Gorontalo.
Aksi yang mengangkat tajuk “Evaluasi Tubuh Polri” ini dimaksudkan sebagai respons moral HMI Cabang Gorontalo terhadap kekerasan yang dialami kader HMI Pohuwato beberapa waktu lalu. Namun, alih-alih mendapat ruang demokratis untuk menyampaikan kritik, kader HMI Gorontalo justru mendapat perlakuan yang lebih buruk.
Tak hanya didorong dan dipukul, beberapa kader HMI juga menerima kekerasan verbal berupa makian binatang seperti “anjing”, sebuah tindakan yang bukan hanya melukai secara fisik tetapi juga mencederai martabat kemanusiaan.
“Kami datang menyuarakan nurani, membawa aspirasi rakyat, tapi yang kami terima justru tamparan dari institusi yang seharusnya melindungi kami. Dimaki ‘anjing’, dan didorong. Ini bukan negara demokrasi jika kritik dibalas kekerasan,” ujar Rifai Silama selaku Ketua Umum HMI Cabang Gorontalo, saat diwawancarai usai aksi demonstrasi, pada Kamis (25/7/2025).
Menurut saksi dari massa aksi, tindakan represif dimulai ketika kader mencoba berkumpul di pintu gerbang Mapolda Gorontalo saat menunggu kedatangan Kapolda untuk menyerahkan tuntutan secara langsung kepada Kapolda. Namun, aparat yang berjaga justru merespons dengan tindakan kasar, bentakan, hingga nyaris ricuh.
Ditempat yang sama, Koordinator Lapangan, Gufran Yajitala, menilai bahwa tindakan represif berulang ini menjadi bukti konkret bahwa institusi Polri, khususnya di daerah, mengalami stagnasi reformasi dan kehilangan kendali terhadap bawahannya.
“Hari ini, solidaritas kami dibalas dengan kekerasan. Tapi perlu dicatat, perlawanan kami tidak akan padam. HMI tidak akan pernah tunduk di bawah sepatu kekuasaan yang menindas,” tegas Gufran.
HMI Cabang Gorontalo menyerukan solidaritas nasional dari seluruh kader HMI se-Indonesia untuk mengecam tindakan brutal ini serta mendesak Komnas HAM dan lembaga-lembaga pengawas independen segera turun tangan.*
Peliput: Gean Bagit