TNews, GORONTALO – Desa wisata merupakan aset kepariwisataan yang diberdayakan, dan dikembangkan dengan segala keunikan serta daya tariknya, untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut.
Maka dalam mendorong hal tersebut, lima dosen dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), melaksanakan pemberdayaan desa binaan, dengan bertujuan untuk menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT), di Desa Wisata Religius Bongo, pada obyek wisata Festival Walima.
Ketua tim pelaksana program, Dr. Ismet Sulila, SE., M.Si menekankan bahwa, peran masyarakat dalam konsep ini sangat penting, bagi keberlangsungan pariwisata. Olehnya penggunaan metode community based tourism, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada bidang ekonomi.
“Salah satu obyek wisata yang menarik di Desa Wisata Bongo adalah festival walima. Dengan keunikan dan keunggulan yang dimiliki obyek wisata ini belum dikelola dengan baik,” ungkap Ismet, Senin (23/9/2024).
Ia menambah, pelaksanaan program pemberdayaan desa binaan ini telah melalui beberapa tahapan, yakni tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tata kelola obyek wisata festival walima, penguatan peran masyarakat dan bimbingan teknis.
“Hasilnya menunjukkan bahwa, pertama terdapat peningkatan tata kelola pada wisata festival walima. kedua, meningkatnya pemahaman masyarakat local tentang partisipasi aktif pada wisata festival walima. Ketiga, adanya peran aktif dari sektor UMKM selaku penyedia kerajinan dan Kelompok Pokdarwis sebagai penyelenggara wisata,” jelasnya.
Berikut kelima dosen UNG yang melaksanakan Program Pemberdayaan Desa Binaan di Desa Wisata Religius Bongo, Dr. Ismet Sulila, SE., M.Si, Dr. Weni A. Dungga., SH., MH, Dr. Tineke Wolok., ST., MM, Dr. Barmin R. Yusuf., SE., M.Si., MM dan Krisna Anugrah., S.ST., Par, M.Par.
Diketahui program pengabdian tersebut juga turut bermitra dengan salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu UMKM Lusiana Cookies.*
Peliput : Alwi Kakoe