TNews, GORONTALO – Forum Pemuda Gorontalo kembali menggebrak dengan sikap kritisnya. Mereka berencana mendatangi Mabes Polri untuk menagih tindak lanjut laporan penyelundupan batu hitam (galena) asal Gorontalo ke Pelabuhan Tanjung Priok yang hingga kini bak raib ditelan bumi. Publik pun bertanya-tanya: apakah hukum di negeri ini hanta diam di tempat
Dari penelusuran lapangan, kasus ini bukan sekadar penyelundupan biasa. Skemanya rapi, terstruktur, dan masif. Sejumlah nama sudah beredar, mulai dari inisial K dan W yang diduga kuat menjadi pemodal utama, hingga inisial R yang disebut-sebut sebagai otak pengatur besar jaringan. Semua berjalan mulus seolah ada tangan-tangan kuat yang melindungi.
Koordinator Forum Pemuda Gorontalo, Zasmin Dalanggo, menegaskan bahwa pihaknya sudah melaporkan nama-nama pemodal, perusahaan, hingga pihak yang diduga melakukan manipulasi dokumen pengiriman, Modus yang digunakan pun lihai: batu hitam disamarkan sebagai kiriman besi tua agar lolos dari pantauan dan beratnya pun diduga dimanipulasi
“Saya akan terus mengawal kasus ini di Mabes Polri sampai ada penetapan tersangka. Jangan sampai laporan kami dikubur begitu saja. Tuduhan bahwa saya ditunggangi itu tidak benar. Saya bahkan tidak mengenal sosok bernama Joly Santos yang disebut-sebut. Kalau memang ada pihak yang terlibat, ya semua harus diperiksa,” tegas Zasmin.
Lebih jauh, Forum Pemuda Gorontalo menilai kasus ini sebagai tamparan keras bagi aparat penegak hukum (APH). Bagaimana mungkin barang bernilai besar bisa keluar dari Gorontalo hingga ke Tanjung Priok tanpa terendus? Jika ada pembiaran, itu berarti ada kegagalan besar dalam tubuh aparat sendiri.
“Penyelundupan batu hitam dari Gorontalo ke Tanjung Priok adalah bukti nyata kegagalan aparat penegak hukum. Jangan biarkan mafia bersembunyi di balik seragam dan jabatan, sementara rakyat kecil terus jadi korban,” pungkas Zasmin.
Kini bola panas berada di tangan Mabes Polri. Pertanyaan publik sederhana: apakah Polri berani menuntaskan kasus ini sampai ke akar-akarnya, atau justru akan membiarkannya lenyap ditelan permainan mafia dan kepentingan elit?*
Peliputt: Gean Bagit