TNews, KOTA GORONTALO – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menghadiri kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak yang diselenggarakan bertempat di Lapangan Buladu, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Senin, (1/04/2024).
Dalam kesempatannya saat diwawancarai oleh awak media, Wali Kota Marten Taha menyampaikan bahwa, kegiatan Gerakan Pangan Murah yang berlangsung pada hari ini, merupakan acara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
“Jadi setiap minggunya ada Vidcon tentang pengendalian inflasi yang dipimpin langsung oleh Mendagri berhubung Bapak Mendagri masih melaksanakan ibadah umroh maka diwakili oleh inspektur jenderal, bapak Tomsi. Hari ini terasa istimewa karena dirangkaikan dengan kegiatan pangan murah dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ungkap Marten Taha.
“Kegiatan pangan murah ini dilaksanakan secara serentak di 38 Provinsi di seluruh Indonesia dan di 345 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat peduli terhadap ketersediaan kebutuhan pangan, kemudian keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi dari bahan pokok, sebab tentunya menjelang Hari Raya Idul Fitri, pasti harga kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan,” sambung Marten.
Lebih lanjut Wali Kota dua Periode tersebut kembali menuturkan bahwa, pihaknya akan memaksimalkan ketersediaan bahan pokok jelang hari raya Idul Fitri.
“Tugas dari pemerintah itu ialah bagaimana, masyarakat tidak terlalu sulit untuk memperoleh bahan kebutuhan pokok, disamping ketersediaan juga ada keterjangkauam harga ini harus kita jaga bersama, olehnya yang kita bahas pada hari ini ialah bagaimana akses terhadap barang dan harga itu terjamin,” ujar Marten.
Di akhir kesempatannya, Marten kembali menambahkan bahwa GPM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, terbagi atas dua kategori ada yang bersubsidi dan non subsidi.
“Yang bersubsidi sudah kita lakukan pada minggu yang lalu, agar masyarakat memperoleh barang dengan harga yang sangat rendah. Hanya 40 sampai dengan 50% dari harga pasar sedangkan GPM yang non subsidi, harganya itu masih di bawah harga pasar yang dijual langsung oleh para pemasok yang ada di sini. Jadi para vendor, kemudian juga bulog, ada agen, distributor, dan toko-toko besar, kami minta untuk bisa berjualan di sini,” tutur Marten.
“Dan barang-barang yang disiapkan itu adalah barang-barang yang memang dibutuhkan oleh masyarakat dan kita anggap dapat memicu terjadinya kenaikan inflasi. Seperti beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam, daging, cabe rawit, bawang merah dan lain sebagainya, yang akhir-akhir ini sampai dengan hari raya Idul Fitri itu yang diburu oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan di lebaran nanti,” pungkas Marten.*
Peliput : Gean Bagit