Marten Taha dan Ryan F Kono: Perjalanan Lima Tahun Membangun Kota Gorontalo

Gambar : Wali Kota Gorontalo Marten Taha saat melakukan kunjungan lapangan di wilayah yang terdampak banjir di Kota Gorontalo. (Foto : Diskominfo Kota Gorontalo), (1/6/2024).

TNews, KOTA GORONTALO – Membangun suatu wilayah dalam kurun waktu lima tahun memang tidaklah sederhana, seperti yang telah dilakukan oleh Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, dan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan F. Kono. Keduanya sekarang telah menyelesaikan masa jabatan mereka dengan berbagai prestasi yang telah dicapai baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

Hanya dalam waktu kurang dari satu tahun setelah melakukan penyesuaian program dan kegiatan di Pemerintahan Kota Gorontalo, Marten dan Ryan langsung dihadapkan dengan bencana alam yang melanda masyarakat setempat. Bahkan, kantor Pemerintahan Kota Gorontalo juga digunakan sebagai tempat pengungsian bagi warga yang terdampak bencana tersebut.

Tetapi karena kegigihan, kesungguhan, dan kecerdasan kedua pemimpin daerah tersebut, pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintahan Kota Gorontalo berjalan lancar. Ini terjadi dalam konteks pemulihan wilayah dan pemulangan korban banjir ke rumah mereka sendiri, setelah terjadi banjir selama sembilan kali berturut-turut.

Di bawah kepemimpinan Marten Taha dan Ryan F. Kono, Pemerintah Kota Gorontalo terus berupaya memperbaiki infrastruktur yang terkena dampak banjir, dengan melakukan sinergi dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasilnya, penanganan bencana banjir berhasil dilakukan di seluruh wilayah yang rawan banjir.

Tantangan yang dihadapi Marten dan Ryan dalam memimpin Kota Gorontalo terus berlipat. Belum satu tahun menyelesaikan permasalahan banjir, mereka sudah dihadapkan pada bencana non-alam yakni pandemi Covid-19.

Selain menjadi melelahkan, dampak bencana non-alam yang menyebabkan kehilangan nyawa juga memaksa seluruh pemerintah daerah termasuk Kota Gorontalo untuk melakukan penyesuaian anggaran.

Pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat terpaksa ditunda karena program-program kegiatan yang telah direncanakan dengan susah payah harus menunggu persetujuan anggaran yang sesuai dengan regulasi dari Pemerintah Pusat.

Bukan hanya Marten Taha dan Ryan F. Kono yang merasa terkendala oleh kebijakan Pemerintah Pusat pada waktu itu. Namun, para kepala daerah, termasuk bupati, wali kota, dan gubernur, juga mengalami situasi serupa seperti yang dialami Marten dan Ryan pada saat itu.

Meskipun bencana non-alam ini berlangsung cukup lama, Pemerintah Kota Gorontalo tetap melakukan upaya penanganan yang serius terhadap pandemi. Kota Gorontalo dan pemerintahnya bahkan diakui sebagai salah satu yang tercepat dalam menangani pandemi Covid-19.

Selain itu, Kota Gorontalo juga menjadi wilayah pertama yang berhasil memulihkan perekonomiannya setelah mengalami dampak dari pandemi Covid-19.

Singkatnya, pemerintah pusat secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah keluar dari status pandemi. Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, dan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan F. Kono, memanfaatkan kesempatan ini untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor seperti infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan keagamaan.

Dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Gorontalo, Pemerintah Kota merasa dibantu untuk mencapai visi dan misinya dengan lebih sukses.

Di samping meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam keuangan daerah selama sembilan tahun berturut-turut, Pemerintah Kota Gorontalo juga berhasil mencatat pencapaian lain.

Namun, perkembangan Kota Gorontalo yang pesat terlihat dari peningkatan infrastruktur, pelayanan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Dari total delapan proyek yang dibiayai oleh Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), enam di antaranya telah diselesaikan sepenuhnya.

Beberapa di antaranya mencakup pembangunan Pusat Kuliner Kalimadu, pengembangan Rumah Sakit Otanaha, peningkatan kapasitas jalan di Kota Gorontalo, penataan drainase di Kota Gorontalo, dan pengembangan Rumah Sakit Aloei Saboe.

Sementara itu, dua proyek yang tersisa, yaitu kawasan pusat perdagangan dan optimalisasi SPAM Dungingi, masih akan diperjuangkan untuk diselesaikan.

“Semuanya telah selesai dengan lancar. Ini meliputi pengolahan air di Tanggilingo dan Talumolo, proyek Kalimadu, ruang operasi jantung di RS Aloei Saboe, pengembangan RS Otanaha, dan banyak lagi,” tandasnya

Saat ini, dua proyek yang masih belum selesai, yaitu pengembangan kawasan pusat perdagangan dan optimalisasi SPAM Dungingi, akan tetap didorong untuk diselesaikan.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan pembangunan ini. Saya berharap infrastruktur baru ini akan dimanfaatkan dengan baik, dijaga, dan dipelihara,” pungkas Marten.*

Peliput : Gean Bagit

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *