TNews, KOTA GORONTALO – Kota Gorontalo makin hari makin membingungkan kemana arah dan tujuannya. Seperti sebuah Kapal ditengah laut yang dinahkodai tanpa Kompas, jangankan penumpang, sang nahkoda pun terlihat tidak fokus dan tak tau arah dan tujuannya.
Belum lama ini Pemerintah Kota Gorontalo merubah jalur transportasi darat satu arah mulai dari Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Nani Wartabone (Eks. Jalan Panjaitan), rekayasa dilakukan mulai 1-5 Mei 2025.
Informasi dan sosialisasi ini ternyata tidak sampai kepada para pengguna jalan pada umumnya. Akibatnya, dibeberapa titik bahkan kendaraan roda empat dan roda dua terlihat memutar balik sehingga justru menimbulkan masalah baru, kemacetan.
Belum selesai dengan rekayasa itu, mendadak hari ini Jum’at (02/05/2025) Pemerintah Kota Gorontalo kembali mengambil kebijakan perubahan Jalan Satu Arah di Jalan Prof. Jhon A. Katili dan Jalan Agus Salim.
Banyak pengendara percaya diri dari arah Telaga, Kabupaten Gorontalo melaju menuju arah Kota Gorontalo. Namun mereka kebingungan ketika melewati Bundaran Tugu Simpang Lima karena banyak kendaraan dari arah depan mereka.
“So kiapa lagi ini” celetuk seorang pengendara sepeda motor. Bagitu kesal karena pengendara tersebut sedang membonceng dua orang anak kecilnya sampai harus berzig-zag menghindari kendaraan dari arah depannya secara gerombolan.
Demikian pula dengan para pengendara dari arah Jalan Bengawan Solo, setibanya di Simpang Lima gerombola pengendara justru berbalik kearahnya karena Kebijakan Satu Arah Jalan Agus Salim.
Beruntung hanya sebuah Galon Air yang diboncenginya jatuh bergelindingan dijalan akibat mengindari arus balik kendaraan lain yang hendak
menuju Jalan Agus Salim.
“Stres, tidak ada sosialisasi asal-asal bekeng aturan, banya dicirita”. Kekesalan dari para pengendara.
Pemerintah Kota Gorontalo sama sekali tidak memberikan informasi dan sosialisasi mengenai perubahan jalan menjadi Satu Arah khususnya di Jalan Prof. Jhon A. Katili dan Jalan Agus Salim.
Kebijakan sepihak ini membuat orang kebingungan dan linglung dijalanan akibat minimnya program dan kebijakan populis dari pemerintah itu sendiri.
Persoalan Sapi Liar, ODGJ, Sampah belum bisa diatas, kini Pemerintah Kota menambah kebingungan warganya sendiri.*