Gebyar Smart 2024 di Yosonegoro, Marten Taha Bertutur Tentang Makna Kultural dan Tradisi Ketupat

Gambar : Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat memberikan sambutan pada acara Gebyar Semarak Ketupat (Gebyar Smart 2024). (Foto : Humas Istimewa).

TNews, KOTA GORONTALO – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menghadiri Acara Gebyar Semarak Ketupat (Gebyar Smart 2024) yang diselenggarakan bertempat di Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, pada Rabu, (17/04/2024).

Dalam sambutannya Wali Kota Marten Taha menyampaikan bahwa, Gebyar Semarak Ketupat ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian dan pengembangan tradisi di dalam masyarakat Islam Gorontalo.

“Terkhusus di Desa Yosonegoro, Kabupaten Gorontalo tradisi tersebut sudah mengakar dan menjadi salah satu bagian dari hari raya Idul Fitri,” ungkap Marten Taha.

“Perayaan Lebaran Ketupat merupakan sebagai bentuk apresiasi untuk umat muslim yang telah menjalankan puasa Syawal setelah puasa bulan Ramadhan. Selain itu, tujuan dari lebaran ketupat bisa dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang,” sambung Marten.

Lebih lanjut Wali Kota dua periode tersebut kembali menuturkan bahwa, pelaksanaan lebaran ketupat biasanya digelar satu minggu setelah hari Raya Idul Fitri.

“Tradisi lebaran ketupat tidak hanya sekadar makan ketupat namun juga diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan kesalahan dengan makan hidangan ketupat,” ujar Marten.

Di akhir sambutannya Marten kembali menambahkan bahwa, arti Ketupat atau Kupat juga dapat dimaknai sebagai “Laku Papat” yang menjadi simbol dari empat segi dari Ketupat.

“Laku Papat merupakan empat tindakan yang terdiri dari Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Lebaran yaitu tindakan yang telah selesai diambil dari Kata Lebar yang dimaknai selesai dalam menjalani ibadah puasa, Luberan menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan ikhlas layaknya air yang berlimpah/meluber dari wadahnya. Leburan memiliki makna lebur sebagaimana ditandai meleburnya dosa dengan cara saling bermaaf-maafan atau bersilaturhami, sedangkan Laburan berasal dari kata Kabur yang artinya kapur putih, maknanya yakni hati seseorang dapat kembali menjadi putih setelah melakukan ibadah selama bulan Ramadhan,” tutur Marten.

“Saya sebagai Wali Kota Gorontalo dan atas nama Pemerintah Kota serta seluruh masyarakat Gorontalo menyambut baik atas penyelenggaran Gebyar Ketupat Smart 2024 ini yang telah melibatkan seluruh komponen masyarakat, organisasi Pemerintah maupun Swasta yang telah memberikan partisipasinya dalam kegiatan ini, dan terakhir Saya menyampaikan terima kasih yang sudah mendukung Gebyar Smart 2024 ini agar dapat terlaksana secara aman dan lancar,” pungkas Marten.*

Peliput : Gean Bagit

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *